Jakarta, CNN Indonesia —
Taiwan menerapkan lockdown dengan menutup puluhan sekolah dan kantor pada Rabu (2/10) usai Topan Krathon dilaporkan menerjang wilayah selatan dan timur negara tersebut.
Taiwan juga menutup penerbangan domestik 246 penerbangan internasional dan layanan pelayaran untuk mengantisipasi ancaman dari topan tersebut.
Seorang peramal cuaca Taiwan, Zeng Zhao-zheng, mengatakan sejumlah pesawat gagal mendarat imbas topan tersebut.
“Waktu pendaratan telah tertunda karena badai berada di lokasinya saat ini untuk waktu yang lama dan kecepatannya lebih lambat dari yang diharapkan,” kata Zhao-zheng kepada AFP dilansir Reuters.
Presiden Taiwan, Lai Ching-te, memperingatkan pada Selasa (1/10) bahwa Topan Krathon kemungkinan akan menyebabkan “kerusakan besar”. Ia juga sudah mewanti-wanti warganya untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya dari topan tersebut.
Lebih lanjut, Kementerian Dalam Negeri Taiwan mengatakan telah mengevakuasi lebih dari 10 ribu orang dari wilayah yang rentan.
Selain itu, Kementerian Pertahanan Taiwan juga telah menyiapkan 38 ribu tentaranya untuk bersiaga terhadap dampak yang disebabkan oleh Topan Krathon.
Badan Meteorologi Pusat Taiwan melaporkan Topan Krathon berada di 160 kilometer Kaohsiung pada Selasa (1/10) pukul 7 pagi waktu setempat. Topan tersebut makin mendekat ke arah Taiwan dengan kecepatan 173 hingga 209 kilometer per jam.
Pemerintah Kota Kaohsiung telah meminta warganya untuk berlindung di rumah agar terhindar dari ancaman Topan Krathon. Selain itu, mereka juga telah meminta warganya untuk menjauh dari laut, sungai, dan gunung.
Para warga Kaohsiung juga telah melakukan upaya antisipasi mandiri untuk mencegah dampak buruk dari topan ini. Dilansir France 24, mereka telah membuat karung pasir dan mendirikan penghalang di sekitar rumah mereka untuk mencegah masuknya banjir yang disebabkan oleh Topan Krathon.
Kecepatan Topan Krathon saat ini dikabarkan sudah melemah. Namun, pemerintah Taiwan tetap mewanti-wanti warganya untuk tetap waspada dan melindungi diri dari ancaman topan tersebut.
Taiwan merupakan negara yang kerap dilanda topan. Umumnya, negara ini kerap dilanda topan pada Juli hingga Oktober. Para ahli berpendapat bahwa topan makin sering muncul di Taiwan imbas perubahan iklim.
Sebelumnya, Taiwan juga sudah dilanda bencana Topan Gaemi pada Juli 2024 lalu. Topan tersebut dilaporkan telah menewaskan sebanyak 11 orang.
Seorang warga Taiwan, Yu Ren-yu mengatakan para warga harus bersiap untuk menghadapi Topan Krathon. Ini diperlukan untuk berjaga-jaga kalau saja Topan Krathon lebih parah daripada Topan Gaemi yang melanda Taiwan Juli lalu.
“Karena Topan Gaemi cukup parah awal tahun ini, semua orang harus lebih berhati-hati dan bersiap. Pertama-tama bersiaplah. Baru kita bisa hadapi topan ini,” kata Ren-yu.
(gas/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA