Jakarta, CNN Indonesia —
Mandi wajib merupakan kewajiban bagi setiap Muslim yang berada dalam keadaan junub. Tata cara mandi wajib yang benar dilakukan agar tubuh kembali bersih dan suci serta dapat kembali beribadah.
Junub sendiri berarti tubuh dalam kondisi berhadas besar. Salah satu yang menyebabkan hadas besar adalah hubungan intim suami-istri.
Pada dasarnya, tak ada larangan berhubungan suami-istri selama bulan Ramadan. Hubungan intim sah-sah saja selama dilakukan pada waktu yang tepat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hubungan intim jelas akan membatalkan puasa jika dilakukan di siang hari. Tapi, pasangan suami istri dipersilakan berhubungan intim di malam hari selepas berbuka puasa.
Hanya saja, yang jadi pertanyaan adalah kapan harus mandi wajib setelah berhubungan intim di bulan Ramadan? Beberapa orang mempertanyakan apakah puasa dalam keadaan junub tetap sah di mata Allah SWT atau tidak karena membiarkan mandi wajib dilakukan esok harinya.
Tata cara mandi wajib
Tata cara mandi wajib usai berhubungan intim pada dasarnya sama dengan mandi wajib lainnya. Mandi harus dimulai dengan bacaan niat.
Berikut bacaan niat mandi wajib:
نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى
Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari fardhan lillahi ta’ala.
Artinya:
“Dengan menyebut nama Allah, aku niat mandi untuk menghilangkan hadas besar, fardu karena Allah ta’ala.”
Ilustrasi. Tata cara mandi wajib yang benar dilakukan agar tubuh kembali bersih dan suci serta dapat kembali menjalankan ibadah puasa. (istockphoto/skynesher)
|
Usai niat dibacakan, umat Islam bisa melanjutkan ke tahap mandi. Berikut tahapan mandi wajib setelah membaca niat:
1. Basuh kedua telapak tangan tiga kali.
2. Basuh area kemaluan dan bersihkan dari najis yang menempel di badan.
3. Berwudu.
4. Guyur kepala sebanyak tiga kali.
5. Guyur seluruh tubuh sebanyak tiga kali, mulai dari sisi kanan ke kiri.
6. Cuci kedua kaki.
Jika tahapan mandi wajib sudah selesai, maka umat Islam dianjurkan untuk membaca doa setelah mandi wajib berikut ini:
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ اجْعَلْنِى مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِى مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ
Asyhadu allaa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu. Wa asyhadu anna Muhammadan Abduhu wa rasuluhu. Allahumma-j alnii minat tawabinna waj alnii minal mutathohiirina waj alni min ibadati shalihin.
Artinya:
“Aku bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan tidak ada yang menyekutukan bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Ya Allah jadikan lah aku orang yang ahli tobat, dan jadikan lah aku orang yang suci dan jadikan lah aku dari golongan-golongan orang-orang yang saleh.”
Kapan harus mandi wajib saat bulan Ramadan?
Pada dasarnya, ibadah puasa tidak mensyaratkan seorang Muslim harus dalam keadaan suci dari hadas kecil dan besar.
Artinya, pada dasarnya puasa akan tetap sah meski belum melakukan mandi junub. Dengan catatan, niat puasa sudah diucapkan sejak sebelum berpuasa.
Nabi Muhammad SAW pernah terbangun di malam hari dalam keadaan junub dan tetap menjalankan puasa setelahnya.
“Berpuasa hukumnya sah bagi orang junub yang memasuki subuh sebelum melakukan mandi besar karena Sayyidah Aisyah dan Ummu Salamah Radhiyallahu ‘anhuma berkata: ‘Sesungguhnya Nabi SAW memasuki waktu Subuh dalam keadaan junub karena jima dengan istrinya, kemudian ia mandi dan berpuasa.” (HR Bukhari)
Dengan begitu, sebenarnya Anda bisa saja berhubungan intim di malam hari dan tidak langsung melakukan mandi junub. Mandi wajib, misalnya, dilakukan esok harinya.
Hanya saja, Anda tetap dianjurkan untuk segera mandi wajib setelah memasuki waktu salat Subuh. Pasalnya, tubuh yang suci jadi salah satu syarat salat.
Demikian penjelasan mengenai tata cara mandi wajib usai berhubungan intim di bulan puasa dan kapan harus dilakukannya.
(asr/asr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA