Jakarta, CNN Indonesia —
Sebuah tim arkeolog di Israel menemukan batu berbentuk donat berusia 12.000 tahun yang diduga menjadi salah satu bukti awal teknologi berbasis roda.
Arkeolog menyimpulkan batu berlubang ini berfungsi sebagai alat roda-putar primitif. Talia Yashuv, penulis studi dari Hebrew University of Jerusalem, menjelaskan batu-batu ini berbentuk roda dengan lubang di tengah dan terhubung pada poros yang berputar.
“Meskipun kerikil berlubang sebagian besar tetap berada dalam bentuk alaminya [tidak dibuat bulat sempurna seperti roda] yang tidak dimodifikasi, bentuk dan fungsinya menyerupai roda: sebuah objek bundar dengan lubang di tengahnya yang terhubung ke poros yang berputar,” ujar Yashuv, melansir Live Science, Kamis (14/11).
Penemuan ini diduga menjadi langkah awal menuju inovasi penting seperti roda gerobak dan roda pembuat tembikar yang mendukung peradaban manusia.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS One pada 13 November ini mengungkap
batu-batu tersebut, yang dikenal sebagai spindle whorls atau alat pemintal benang, digunakan untuk memintal tekstil seperti rami atau wol.
Penelitian dilakukan pada lebih dari 100 batu kapur berlubang yang ditemukan di situs prasejarah Nahal Ein Gev II, dekat Laut Galilea. Batu-batu ini memiliki berat antara 1 hingga 34 gram dan sebagian besar tidak dimodifikasi dari bentuk alaminya.
Tim menggunakan teknologi pemindaian 3D untuk menciptakan model virtual yang memungkinkan analisis mendetail.
Mereka akhirnya menciptakan replika batu tersebut dan meminta seorang ahli kerajinan tradisional, Yonit Crystal, untuk mencoba memintal tekstil. Hasilnya menunjukkan batu-batu ini efektif untuk memintal, terutama rami.
Implikasi teknologi
Penemuan ini dianggap sebagai tonggak penting dalam sejarah teknologi. Menurut Alex Joffe, seorang arkeolog yang tidak terlibat dalam penelitian, temuan ini mungkin terkait dengan perkembangan metode penyimpanan dan penghidupan baru, seperti pembuatan kantong atau tali pancing.
“Kemungkinan besar rami dipintal dalam jumlah kecil untuk digunakan dalam teknologi baru lainnya, seperti tas dan tali pancing, yaitu metode baru untuk penyimpanan dan keberlangsungan hidup.” ucap Joffe.
Joffe menambahkan, jika benar dampak teknologinya bisa lebih besar daripada yang diperkirakan penulis studi.
Yorke Rowan dari University of Chicago memuji penelitian ini sebagai analisis yang mendalam dan meyakinkan. Ia menyebut penemuan ini sebagai titik balik penting dalam pencapaian teknologi manusia.
“Saya pikir ini adalah analisis yang hebat, menyeluruh dan meyakinkan,” kata Rowan.
Namun, Carole Cheval dari CEPAM, Prancis, mencatat bahwa meski signifikan, objek serupa yang lebih tua pernah ditemukan dan diterbitkan sebelumnya.
“Benda yang dibahas dalam artikel ini kemungkinan besar adalah alat pemintal benang. Sebenarnya ide ini bukan hal baru karena benda serupa, bahkan yang usianya lebih tua, sudah pernah dibahas sebelumnya.” ujar Cheval.
(wnu/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA