Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden Amerika Serikat Donald Trump nyaris mencabut pembekuan pembagian informasi intelijen dengan Ukraina.
“Kita hampir saja melakukannya. Kita hampir saja melakukannya,” kata Trump ke Fox News pada Minggu (9/3) saat ditanya apakah akan mempertimbangkan untuk mengakhiri pembatasan itu, dikutip Reuters.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak invasi Rusia, AS kerap memberi bantuan militer ke Ukraina termasuk persenjataan dan informasi intelijen. Bantuan ini berguna untuk mengalahkan pasukan Vladimir Putin.
Komentar Trump muncul usai Direktur Badan Intelijen (CIA) John Ratcliffe mengatakan AS menghentikan sementara pembagian informasi intelijen dengan Ukraina.
Ratcliffe menyebut penghentian sementara pembagian informasi ini terjadi karena Ukraina ngotot ingin mengalahkan invasi Rusia.
“Presiden Trump punya pertanyaan nyata soal apakah Presiden Zelensky berkomitmen dalam proses perdamaian,” kata dia pada pekan lalu.
Langkah ini muncul usai Trump dan Presiden Volodymyr Zelensky cekcok soal nasib perang Rusia-Ukraina.
Trump menawarkan perdamaian,tetapi tak bisa menjamin wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia bisa kembali. Zelensky menolak keras, lalu mereka adu mulut.
Pernyataan terbaru Trump juga muncul saat Zelensky akan menggelar pertemuan soal perang Rusia-Ukraina di Jeddah, Arab Saudi.
Pertemuan itu bertujuan untuk menentukan apakah Ukraina bersedia memberi konsesi ke Rusia guna mengakhiri perang. Nasib kesepakatan Washington dan Kyiv soal tanah jarang juga tak luput jadi perhatian.
AS akan mengirim Menteri Luar Negeri Marco Rubio dalam pertemuan itu.
“[Rubio] akan membahas cara memajukan tujuan presiden mengakhiri perang Rusia-Ukraina,” kata juru bicara Kemlu AS Tammy Bruce.
Trump sementara itu yakin pembicaraan di Jeddah akan membawa “banyak kemajuan.”
Rusia menginvasi Ukraina sejak Februari 2021. Hari-hari setelah itu mereka terus bertempuh. Hingga kini belum ada usulan yang diterima kedua pihak untuk sepakat gencatan senjata.
(isa/bac)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA