Jakarta, CNN Indonesia —
Meta memiliki mekanisme untuk melindungi pengguna usia remaja di media sosial, mulai dari serangkaian fitur bawaan di platform hingga kontrol yang diberikan untuk orang tua.
Dessy Septiane Sukenda, Policy Programs Manager Meta Indonesia, mengatakan pihaknya memiliki tiga aspek untuk pengguna remaja.
Pertama, built in protection atau sebuah setting di belakang layar tidak terlihat oleh banyak orang, tapi kita dapat digunakan diatur untuk remaja. Kedua, parental supervision, yang berfungsi bagi orang tua ketika anak-anak sedang menggunakan platform media sosial Meta.
“Lalu ketiga adalah terkait dengan mendukung kaum-kaum muda ketika mereka berinteraksi dengan konten, berinteraksi dengan berapa lama mereka menggunakan aplikasi-aplikasi kami juga,” kata Dessy di Kantor Meta Indonesia, Selasa (10/12).
Salah satu fitur built ini yang digunakan untuk proteksi pengguna remaja adalah iklan yang disesuaikan dengan usia mereka. Pengguna remaja juga diberikan kontrol opsi konten sensitif, yakni standar atau less dengan pengaturan default pada less.
Kemudian, Meta juga memiliki fitur pengingat istirahat agar pengguna remaja tidak menggunakan aplikasi dalam waktu terlalu lama.
Meta juga memiliki fitur nudge, yakni menyarankan topik tertentu ketika pengguna berkutat terlalu lama dengan sebuah topik.
Meta juga membatasi interaksi pengguna remaja dengan akun berperilaku mencurigakan dengan cara tidak menampilkan akun pengguna remaja di fitur Explore, Reels, atau akun yang Disarankan kepada para pelaku; serta menghilangkan opsi untuk mengikut akun pengguna remaja jika para pelaku menemukan akun pengguna remaja dengan mencari nama pengguna.
Para pelaku juga tidak dapat melihat komentar dari pengguna remaja pada unggahan pengguna lain, dan hanya akun yang diikuti oleh remaja yang dapat melakukan ‘tag’ dan ‘mention’.
Sementara itu, parental supervision menyoroti peran penting orang tua membimbing remaja dalam penggunaan media sosial. Di Family Center Meta, orang tua dapat menemukan berbagai perangkat, fitur, serta tips yang dapat diterapkan untuk mengawasi remaja saat menggunakan platform Meta, seperti Instagram, Facebook, dan Messenger.
Salah satu yang paling berguna adalah pengguna remaja hanya bisa melakukan perubahan pengaturan proteksi di aplikasi dengan izin orang tua.
Lebih lanjut, Meta juga mengambil langkah agresif dalam menangani pelanggaran dari akun-akun terduga pelaku sekstorsi, jenis kejahatan yang kerap menimpa pengguna remaja. Pada Juli 2024, Facebook menghapus sekitar 7.200 aset Facebook yang terlibat dalam perilaku sekstorsi.
Meta juga mengobservasi pola-pola percobaan sekstorsi, seperti kesamaan di antara profil para pelaku, dan membagikan pola-pola ini ke program Lantern dari Tech Coalition, sehingga perusahaan lain bisa menyelidiki platform mereka sendiri dan melacak penggunaan yang mencurigakan.
Sebagai informasi, sekstorsi adalah tindak pemerasan disertai ancaman penyebaran konten eksplisit, intim, atau pribadi dalam bentuk foto dan video seksual, dengan tujuan memperoleh keuntungan berupa tambahan gambar dan video seksual, pemaksaan hubungan seks, uang, dan sebagainya.
(lom/dmi)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA