Jakarta, CNN Indonesia —
Perayaan Iduladha identik dengan hidangan daging kurban. Gulai, tongseng, hingga sate kambing menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi.
Namun, Anda yang telah menginjak usia 50 tahun mungkin mulai khawatir soal konsumsi daging kambing? Lantas, sebenarnya usia 50 boleh makan daging kambing atau tidak?
Daging kambing sendiri memang dikenal sebagai makanan yang dapat meningkatkan kolesterol dan tekanan darah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara di usia 50 tahun ke atas, tubuh akan membutuhkan asupan protein hewani. Daging kambing, sebagai salah satu sumber protein hewani, tetap diperbolehkan asal dalam batas wajar.
Seseorang direkomendasikan mendapatkan sekitar 15-20 persen protein dari total kebutuhan energi harian. Batas konsumsi daging yang disarankan adalah 300-500 gram (g) per minggu. Melebihi itu, risiko meningkatnya kolesterol, tekanan darah, dan penyakit jantung bisa saja terjadi.
Menariknya, daging kambing sebenarnya mengandung lebih sedikit kalori dan lemak dibanding daging merah lainnya. Dalam 100 g daging kambing terkandung:
– 149 kkal, lebih rendah dibanding daging ayam (298 kkal) dan daging sapi (273 kkal);
– 9,2 g lemak, jauh lebih rendah dibanding ayam (25 g) dan sapi (22 g);
– Kandungan lemak jenuh dan kolesterol juga lebih rendah.
Yang tak kalah penting dari usia 50 tahun boleh makan daging kambing atau tidak adalah kandungan lain yang ada di dalamnya. Daging kambing memiliki lemak tidak jenuh dalam jumlah yang tinggi. Lemak jenis ini adalah lemak yang baik bagi kesehatan.
Kandungan asam amino esensial seperti lisin, treonin, dan triptofan dalam daging kambing juga bermanfaat bagi sistem imun dan regenerasi sel, terutama pada usia lanjut.
Waspada cara memasak daging kambing
Ilustrasi. Waspada cara memasak daging kambing. (Dok. Plataran)
|
Meski secara alami memiliki lemak rendah, daging kambing bisa berubah jadi ‘bom kolesterol’ bila dimasak dengan cara yang salah. Penggunaan minyak goreng, margarin, santan, atau garam berlebih dapat memicu peningkatan tekanan darah dan kadar kolesterol.
Menu seperti sate kambing dengan bumbu kacang, gulai bersantan, atau tongseng kambing pedas memang bisa menggoda selera, tapi cara ini perlu dibatasi.
Lebih baik pilih olahan seperti sup kambing bening, tumis ringan, atau daging panggang tanpa banyak minyak.
Ingat, mengonsumsi daging kurban saat Iduladha bukan hal yang harus dihindari, tapi perlu disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Apalagi di usia 50 tahun ke atas, ketika risiko penyakit degeneratif seperti jantung koroner, stroke, dan tekanan darah tinggi mulai meningkat.
Selain menjaga pola makan, aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki selama 30 menit sehari dapat membantu menjaga sirkulasi darah dan kadar kolesterol tetap stabil.
Demikian penjelasan mengenai usia 50 tahun boleh makan daging kambing atau tidak. Tak ada salahnya ikut mengonsumsi daging kambing saat merayakan Iduladha, asalkan batasi konsumsinya.
(tis/asr)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA