Makassar, CNN Indonesia —
Pihak rektorat Universitas Negeri Makassar (UNM) angkat bicara terkait video viral civitas UNM mendorong seorang mahasiswa yang mempertanyakan kewajiban membeli perlengkapan almamater seharga Rp250 ribu, sebagai syarat mendapatkan Nomor Induk Mahasiswa (NIM).
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UNM, Prof Andi Muhammad Idkhan mengatakan, kejadian itu hanya kesalahpahaman saja.
“Saya kira benar itu, karena ada saling dorong mendorong,” kata Idkhan saat ditemui di UNM, Kamis (11/7).
Idkhan menerangkan bahwa dalam waktu dekat pihaknya akan memanggil pihak dosen dan mahasiswa terkait kejadian tersebut.
“Saya akan panggil dosennya dan mahasiswa yang merasa teraniaya menurut berita yang beredar, dan saya konfirmasikan itu bagaimana bisa memberikan informasi yang terbaik terhadap insiden yang terjadi dalam kampus,” ungkapnya.
Sementara terkait kewajiban mahasiswa baru (maba) membeli perlengkapan almamater tersebut, kata Idkhan bahwa hal itu berdasarkan keputusan rektor yang diharapkan seluruh maba memiliki jas almamater.
“Harga itu sudah di keluarkan surat keputusan oleh bapak rektor jadi tetap Rp175 ribu,” ungkapnya.
Meski demikian, kata Idkhan jika ada mahasiswa baru yang tidak sanggup untuk membeli perlengkapan almamater akan mendapatkan kebijakan dari rektorat.
“Harapan kita sebenarnya seluruh mahasiswa baru itu memiliki jaket almamater pada dirinya, tentunya kalau ada mahasiswa mungkin yang tidak mampu bisa melaporkan ke pimpinan sehingga mungkin ada yang bisa di lakukan oleh pimpinan saat seperti itu,” pungkasnya.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA