Bisnis  

Faisal Basri Wanti-wanti Jokowi Wariskan Bom Waktu ke Prabowo


Jakarta, CNN Indonesia

Ekonom Senior INDEF Faisal Basri memperkirakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mewariskan setumpuk bom waktu kepada presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto.

Ia bahkan mengatakan sejumlah bom waktu itu sudah mulai meledak satu per satu, termasuk proyek Kereta Cepat Whoosh yang rugi besar.

“Itu diwariskan semua (oleh Presiden Jokowi) ke Prabowo bom-bom waktunya, meledak satu-satu. Sekarang saja sudah mulai meledak satu-satu,” kata Faisal usai Diskusi Publik INDEF di Jakarta Selatan, Selasa (16/7).


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mencontohkan bagaimana perusahaan pelat merah kini ramai berteriak imbas proyek Whoosh. Faisal menyinggung PT Wijaya Karya (Persero) Tbk alias WIKA yang merugi Rp7,12 triliun akibat proyek ambisius Jokowi itu.

Negara, menurut Faisal, pada akhirnya kudu bertanggung jawab mengambil kendali atas semua kerugian tersebut. Jika tidak, Faisal mewanti-wanti akan banyak BUMN bangkrut, termasuk PT Kereta Api Indonesia (Persero).

“WIKA sudah teriak, KAI gak sanggup. Maksimal lima tahun dia nyerah, kalau lima tahun begini terus. Kalau gak diselesaikan, KAI yang bangkrut, makanya harus diambil alih sama negara secara keseluruhan,” jelasnya.

“Jadi, nanti setiap tahun ada uang (dari) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk nyuntik kerugian dari kereta cepat itu, kan hitung-hitungan saya jelas. Asumsinya kasar, occupancy rate 100 persen, gitu-gitu. Itu pun sudah ratusan (tahun) gak (akan) balik modal karena ngaco proyeknya,” sambung Faisal.

Di lain sisi, Prabowo sudah mulai ngegas mencari utang. Ini terlihat dari ucapan sang presiden terpilih dan jajaran timnya di sejumlah kesempatan.

Faisal menilai upaya Prabowo menaikkan rasio utang menjadi 50 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) melahirkan sentimen buruk.

“Itu sinyal yang jelek semua, belum apa-apa sudah ngegas (berutang), tidak dihitung strategi bagaimana meningkatkan pendapatan negara, meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP),” kritiknya kepada Prabowo.

Hashim Djojohadikusumo yang merupakan adik kandung Prabowo belakangan ini mengklaim rencana mengerek batas utang negara dari 30 persen terhadap PDB. Bahkan, ia menyebut sudah melapor ke Bank Dunia.

Ia mengakui rencana tersebut demi membiayai program ambisius Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, termasuk makan bergizi gratis. Namun, Hashim mengklaim kenaikan rasio utang bakal dilakukan bersama-sama dengan upaya menambah pendapatan.

“Jangan main-main, jangan ngegas terus. Kalau Pak Prabowo bawaannya ngegas, ke luar negeri ngomong terus soal ini utang naik 50 persen dari PDB, dari sekarang 30 persen. Artinya, defisitnya (APBN) setiap tahun akan di atas 3 persen,” tandas Faisal.

[Gambas:Video CNN]

(skt/sfr)



Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version