Gemerlap Pernikahan Anant Ambani-Radika Merchant Tuai Kritik


Jakarta, CNN Indonesia

Pernikahan Anant Ambani dan Radika Merchant di India menuai kritik dari sejumlah pihak karena digelar super mewah dan besar-besaran.

Perayaan itu memicu perdebatan di tengah ketimpangan ekonomi di India yang kian lebar.

Pernikahan Ambani dan Merchant disebut menghabiskan 40 hingga 50 miliar rupee atau sekitar Rp9,6 triliun.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu politikus oposisi India, Thomas Isaac, mengatakan perayaan di pernikahan mereka berlebihan.

“Itu memang uang mereka. Tapi, pengeluaran yang berlebihan seperti itu adalah dosa terhadap ibu pertiwi dan orang miskin,” kata Thomas, dikutip Reuters.

Penulis The New Experts, Anuradha Sajjanhar, juga menilai kemewahan itu kian membuktikan kesenjangan ekonomi di negara Asia Selatan tersebut.

“Kemegahan pernikahan ini mengingatkan akan kesenjangan yang ada dan semakin melebar di India serta kemudahan budaya yang terkadang memamerkan hak istimewa ini,” kata Sajjanhar, dalam opini yang dirilis Time.

Berdasarkan data Credit Suisse, dalam laporan Oxfam 2023, lebih dari 200 juta orang di India hidup dalam kemiskinan.

Studi yang dilakukan World Inequality Lab pada Maret 2024 juga menemukan kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin di India kini begitu lebar.

Ketimpangan saat ini bahkan lebih buruk dibanding ketika negara itu di bawah pemerintahan Inggris.

Tak cuma soal kemewahan, sejumlah warga India mengkritik perayaan tersebut karena menutup jalan umum.

Pernikahan Ambani dan Merchant berlangsung di Jio World Convention Centre in Bandra Kurla Complex (BKC), Mumbai, selama tiga hari yakni pada 12-14 Juli.

Akses jalan menuju venue ditutup hingga 15 Juli. Polisi menyatakan penutupan ini terjadi lantaran banyak tokoh dunia yang bakal hadir.

Mereka di antaranya eks Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, pendiri Facebook Mark Zuckerberg, CEO Temasek Dilhan Pillay, penyanyi asal Kanada Justin Bieber, serta artis kenamaan di India.

Penutupan jalan ini berimbas ke perusahaan di sekitar kawasan. Petinggi perusahaan lantas meminta karyawan bekerja dari rumah hingga awal pekan depan.

Kritik juga muncul dari sejumlah warga India. Mereka menyebut penutupan jalan berpotensi meningkatkan kemacetan lalu lintas, terutama saat musim hujan.

(isa/pua)

Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version