Jakarta, CNN Indonesia —
Israel melancarkan serangan udara mematikan ke Gaza, melakukan kontak senjata dengan militer Hamas dan di wilayah utara bertarung dengan militan Hizbullah di sepanjang perbatasan Libanon pada Sabtu (6/7).
Aktivitas ini terjadi usai Israel pada Jumat (5/7) berjanji akan mengirim delegasi pekan depan untuk dialog gencatan senjata dengan para mediator Qatar.
Serangan ini datang saat usaha diplomatis menghentikan perang, yang saat ini sudah berjalan 10 bulan, sedang gencar dilakukan.
Juru bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pernyataannya mengatakan masih ada kesenjangan dengan Hamas tentang kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Perselisihan soal gencatan senjata ini tetap ada usai delegasi yang dipimpin kepala badan intelijen Israel Mossad, David Barnea, mengadakan pembicaraan putaran pertama dengan mediator di Doha.
“Disepakati minggu depan perunding Israel bakal berangkat ke Doha untuk melanjutkan perundingan. Masih ada kesenjangan di antara para pihak,” kata juru bicara itu diberitakan AFP.
Sebelumnya Israel dan Hamas sempat gencatan senjata pada November 2023. Saat itu 80 sandera Israel dibebaskan sebagai pengganti 240 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel. Sejak saat itu perang terus berkecamuk dan belum ada tanda-tanda bakal berhenti sementara.
Perang terus berlanjut hingga akhir pekan ini. Militer Israel mengatakan telah melakukan operasi di sebagian besar Jalur Gaza, termasuk di Shujaiya di utara, Deir al-Balah di tengah dan Rafah di selatan.
Shujaia adalah salah satu wilayah yang sebelumnya dinyatakan militer bersih dari Hamas, namun pertempuran terjadi di lokasi ini.
Kementerian Kesehatan Hamas menyatakan setidaknya 87 orang tewas dalam 48 jam terakhir. Pihak paramedis menyebutkan 10 orang tewas dari serangan udara pada Sabtu yang menghancurkan sebuah rumah di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah.
Kantor pers dan paramedis Hamas mengatakan empat jurnalis yang bekerja untuk media lokal tewas karena serangan semalam. Badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan dua karyawannya tewas.
Menurut UNRWA, yang mengoordinasikan sebagian besar bantuan ke Gaza, sebanyak 194 karyawannya sudah tewas di perang ini.
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA