Lagi Ramai Dibahas, Apa Penyebab Anak Harus Jalani Cuci Darah?


Jakarta, CNN Indonesia

Fenomena bocah ramai-ramai cuci darah tengah jadi perbincangan. Apa sebenarnya penyebab anak harus cuci darah?

Fenomena ini mulanya ramai jadi obrolan di media sosial. Banyak anak berbondong-bondong menjalani terapi cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta.

Namun, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso menegaskan tak ada laporan peningkatan kasus gagal ginjal pada anak.


ADVERTISEMENT


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Secara nasional tidak dilaporkan lonjakan kasus gagal ginjal yang signifikan sebagaimana tahun lalu ada kasus keracunan EG dan DEG [pada obat sirup],” ujar Piprim dalam keterangannya, Kamis (26/7).

Penyebab anak harus cuci darah

Dalam kesempatan yang sama, Piprim juga membeberkan beberapa penyebab anak harus cuci darah.

Pertama adalah kelainan bawaan pada ginjal dan saluran kemih.

“Pada kasus ini, anak-anak sejak lahir terdapat kelainan seperti ginjalnya kecil atau ada kistanya,” ujar Piprim.

Selanjutnya adalah sindrom nefrotik yang tidak tertangani dengan baik. Kondisi ini dapat memicu terjadinya gangguan ginjal.

“Penyebab lain adalah lupus sistemik yang bisa mengenai ginjal dan berujung cuci darah,” tambah Piprim.

Yang tak kalah penting adalah faktor gaya hidup, utamanya terkait dengan obesitas atau sindrom metabolik lainnya.

Anak dengan obesitas, lanjut Piprim, mengalami kondisi kronis yang jika digabung dengan masalah lainnya seperti hipertensi, bisa merusak ginjal.

Piprim menyarankan orang tua untuk memenuhi kebutuhan asupan cairan anak untuk menjaga ginjal tetap sehat.

“Biasakan minum air putih secara cukup. Misal jika anak [berat badan] 20 kg, minimal 1,5 liter per hari,” ujar Piprim.

Piprim juga menyarankan orang tua untuk menjauhkan si kecil dengan minuman dan makanan berpemanis yang banyak tersedia di pasaran.

(asr/asr)

Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version