Jakarta, CNN Indonesia —
Seorang pria China meninggal usai menjalani prosedur bypass lambung. Ia ingin menurunkan berat badan demi memberikan kesan lebih baik di mata calon mertua.
Li Jiang (bukan nama sebenarnya) telah lama berjuang menurunkan berat badan. Pria asal Xinxiang, Provinsi Henan ini kesulitan mengendalikan kebiasaan makan hingga berat badannya mencapai 134 kg.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut kakak laki-lakinya, sang adik mulai berkencan dan hubungan berjalan baik. Li dan kekasihnya pun bersiap untuk bertemu orang tua masing-masing.
Demi menumbuhkan kesan lebih baik dan lebih sehat, Li memutuskan menjalani operasi bypass lambung.
“Semuanya berjalan baik, jadi dia ingin menurunkan berat badan sebelum bertemu orang tuanya. Dia melakukannya karena sedang mempersiapkan pernikahan,” ujar kakak Li seperti dilansir dari SCMP.
Operasi bypass lambung merupakan jenis operasi bariatrik yang memungkinkan lambung hanya menampung sedikit makanan sehingga berat badan turun. Operasi bariatrik hanya diterapkan pada orang yang kesulitan menurunkan berat badan baik lewat olahraga maupun diet ketat, juga pada orang dengan obesitas.
Pada 30 September 2025, Li dirawat di Ninth People’s Hospital , Zhengzhou guna menjalani prosedur. Operasi berhasil diselesaikan pada 2 Oktober 2025 lalu ia dipindahkan ke ICU untuk perawatan pascaoperasi sebelum ke bangsal umum di keesokan harinya.
Akan tetapi, pada 4 Oktober 2025, kondisi Li tiba-tiba memburuk. Ia ditemukan telah berhenti bernapas, lalu kembali dilarikan ke ICU. Sayangnya, Li meninggal pada 5 Oktober 2025 akibat gagal napas.
Dari catatan medis, Li melaporkan kenaikan berat badan progresif disertai mendengkur saat tidur selama setahun terakhir. Ia pun pernah dirawat di rumah sakit dengan diagnosis sindrom metabolik. Pun Li memiliki hipertensi dan perlemakan hati (fatty liver).
Sementara itu, keluarga mempertanyakan soal kelayakan kondisi Li sebelum operasi dan penanganan komplikasi pascaoperasi.
Pada Jimu News, pihak rumah sakit sudah meninjau dan memastikan pasien sudah memenuhi indikasi klinis jelas untuk operasi. Mereka pun menyebut saat kondisi pasien memburuk, tim segera merespons.
Pada 10 Oktober 2025, rumah sakit dan keluarga mempercayakan Komisi Kesehatan setempat untuk melakukan otopsi dan menentukan penyebab kematian.
“Laporan otopsi akhir akan menjadi dasar paling otoritatif untuk menentukan penyebab kematian,” kata pihak rumah sakit.
Kabar kematian Li pun menuai respons netizen China.
“Selalu ada risiko kematian dengan operasi semacam ini. Dokter dapat melakukan yang terbaik, tetapi tidak ada jaminan,” ungkap seorang netizen.
“Operasi selongsong lambung tetaplah operasi, dan mengandung risiko. Jika Anda dapat menurunkan berat badan secara alami, lakukanlah,” tulis yang lain.
(els)
Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA
