Ruang Gelap Koleksi Couture ‘Reveuse Bourgeoisie’ Charles de Vilmorin


Jakarta, CNN Indonesia

Dalam dunia fesyen, terkadang inspirasi datang dari sebuah ruang yang gelap dan seram.

Pertunjukan busana couture musim dingin 2024/2025 karya Charles de Vilmorin adalah perjalanan yang menggugah menuju dunia di mana mode, melankolis, dan romansa gotik terjalin dengan mulus.

Koleksinya yang bertajuk ‘Reveuse Bourgeoisie’, atau pemimpi borjuis, yang dipamerkan dalam suasana penuh nuansa seram, misterius, dan muram, terasa seperti sandiwara teatrikal – pernikahan berhantu yang berubah menjadi misteri pembunuhan, dengan setiap pakaian menceritakan kisahnya masing-masing.


“Memang sedikit sedih dan penuh nostalgia”, jelasnya pada CNNIndonesia.com di balik runway seusai show.

Sang desainer mendeskripsikan koleksinya yang memberikan suasana pengalaman yang menghantui sekaligus indah.

Pertunjukan dibuka dengan para model yang menavigasi runway yang remang-remang, langkah mereka bergema dalam suasana yang mengingatkan pada sebuah rumah tua yang sepi. Para tamu sepertinya menjadi bagian dari cerita yang mengerikan,

“Pernikahan yang menyedihkan,” lanjutnya, di mana setiap tampilan mewakili karakter dengan rahasia dan kecurigaannya masing-masing.

Suzy de Givenchy, dengan penampilan yang mencolok, berjalan di atas catwalk dengan mantel hitam yang menyerupai jaket pengekang, dihiasi dengan karya bulu rumit yang dibuat oleh Maison RD.

Karya ini, dengan desain dan detail yang rumit, menentukan gaya eksplorasi koleksi tentang kekangan dan drama.

Pilihan model dan pakaian Charles de Vilmorin memberikan gambaran yang jelas tentang “personalisasi kematian”, di mana setiap ansambel berkontribusi pada narasi kisah gotik.

Jaket oversized yang dipadukan dengan celana panjang oversized mencerminkan siluet fesyen gotik, menciptakan sosok mengesankan yang seolah menjadi bagian dan terpisah dari dunia di sekitarnya.

Penampilan menonjol lainnya adalah gaun hitam dengan lapisan merah, diakhiri dengan topi hitam raksasa dengan finge melambai seperti tirai. Ansambel ini membawa suasana misteri, mengisyaratkan kedalaman dan rahasia tersembunyi, dengan aura mistis yang terasa di sepanjang show.

Gaun ruffle dalam warna pink kardinal menambahkan percikan warna berani pada palet gelap, desainnya yang tebal kontras dengan nuansa pertunjukan yang suram.

Demikian pula, gaun bersulam dengan pinggiran bulu menghadirkan sentuhan keindahan yang rumit pada koleksinya.

Wedding look, yang menjadi titik fokus pertunjukan, menampilkan seorang pengantin wanita dalam gaun putih dekonstruksi yang membawa karangan bunga hitam.
Pengantin pria melengkapinya dengan kemeja panjang dengan ruffles dan celana panjang hitam.

Pasangan ini merupakan representasi visual dari visi Charles de Vilmorin tentang “pernikahan besar di rumah seram berhantu”, yang membangkitkan pesona menakutkan The Addams Family.

Penjajaran gaun pengantin putih dengan buket bunga hitam merupakan simbol pedih perpaduan hidup dan mati, suka dan duka.

Pertunjukan diakhiri dengan penampilan menakjubkan dari Marie-Agnès Gillot, penari balet terkenal dari Paris Opera Ballet.

Mengenakan gaun slip-on berwarna oranye menyala, gerakan anggun Gillot membawa rasa gairah yang membara dan menutup narasi yang melankolis. Gaun oranye cerah terlihat mencolok di antara warna-warna gelap, mungkin melambangkan secercah harapan di tengah kegelapan.

Koleksi De Vilmorin, yang dibalut dalam suasana misterius namun berenergi, merupakan eksplorasi yang kontras – hidup dan mati, pengurungan dan kebebasan, mimpi dan mimpi buruk. Inspirasi ini kadang datang dari perasaan kesepian dan depresi, namun sang desainer menampiknya.

“Ya, tentu saja saya baik-baik saja. Itu hanyalah sebuah mimpi, sebuah mimpi buruk, namun tetap saja sebuah mimpi,” terangnya.

Sumber Refrensi Berita: CNNINDONESIA

Exit mobile version